- Back to Home »
- sejarah »
- Prasasti Monumental Dari Lereng Timur Semeru
Posted by : Unknown
Sunday, April 27, 2014
Deretan perkebunan kopi yang
membentang di Dusun Munggir, Desa Pasru Jambe, Kecamatan Pasrujambe terlihat
bak permadani hijau. Suara gemericik air
pancuran di Kali Rawa menambah suasana alam pedesaan yang khas. Suara
burung-burung yang bertengger di pepohonan saling bersautan, menyatu dengan keheningan alam. Pada awal
Bulan Maret yang lalu Tim dari SitusBiting.com berkesempatan mengunjungi tempat
itu. Lokasi merupakan tempat dimana ditemukan puluhan batu tulis atau batu
prasasti. Walalupun disaat kunjungan
dari Tim SitusBiting.com tak satupun menemukan batu tulis atau prasasti yang
masih ditempat (insitu). Berdasarkan
cerita dari masyarakat setempat dan dari Berkala Arkeologi serta Berita
Penelitian Arkeologi sebaran batu tulis tidak hanya di sekitar sumber Kali
Rawa, batu tulis juga ditemukan di sekitar gundungan tanah dan perbukitan di
sekitar Kali Rawa.
Batu-batu tulis tersebut
dinamakan prasasti Pasrujambe, hal dikarenakan lokasi penemuan batu-batu tulis
itu berada di desa Pasrujambe. Lokasi kebun kopi tempat ditemukannya prasasti
Pasrujambe berada di kaki sebelah timur dari Gunung Semeru, yang merupakan
gunung tertinggi di pulau Jawa. Dalam cerita mitologi Kitab Tantu Pagelaran,
Gunung Semeru merupakan sebagaian dari puncak Gunung Mahameru di India yang
telah dibawa pindah ke pulau Jawa. Hal ini tentunya memperkuat dugaan bahwa
prasasti Pasrujambe erat kaitannya dengan suatu peradaban di kaki sebelah timur
Semeru. Prasati-prasasti tersebut umumnya berupa prasasti singkat dengan aksara
dan bahasa Jawa Kuno yang di pahatkan pada batuan andesit. Mengingat lokasi
sebaran batu tulis yang berada di dekat aliran lahar dingin dari Gunung Semeru,
untuk memperoleh batuan andesit sangat mudah sekali.
MM. Sukarto K. Atmodjo arkeolog
dari Balai Arkeologi Yogjakarta menjelaskan bahwa keberadaan puluhan Prasasti
Pasrujambe erat kaitannya dengan perjalanan suci yang dilakukan menuju Gunung
Semeru. Dalam berkala Arkeologi Tahun
VII, Maret 1986, MM. Sukarto K Atmodjo berhasil membaca beberapa tulisan prasasti
PasruJambe, diantaranya Rabut Macan Petak
dimana kata Rabut diartikan Yang Suci, Yang Mulia atau Yang Terhormat,
biasanya dikaitkan dengan nama tempat atau nama bangunan Suci. MM. Sukarto K.
Atmodjo menyimpulkan bahwa prasasti yang bertuliskan Rabut Macan Petak di pahat
oleh peziarah (pelaku siddhayatra) dari daerah Macan Putih (Banyuwangi) yang
hendak melakukan perjalanan mendaki Gunung Semeru dengan tujuan yang tertentu. Berdasarkan
penelitian pada beberapa batu prasasti Pasrujambe, MM. Sukarto K. Atmodjo juga
menyimpulkan bahwa Dusun Munggir, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe pada
zaman dahulu merupakan tempat untuk ziarah (sidahayatra dan tirthayatra) dan
juga merupakan tempat para Brahmana.
Sementara itu dalam Berita Penelitian Arkeologi No. 44 Laporan Survei Di Kabupaten Lumajang
Propinsi Jawa Timur 1990, disebutkan bahwa puluhan prasasti Pasrujambe yang
masih insitu hanya satu buah saja, sedangkan yang lainnya berada di kantor
Dinas P dan K Senduro, Dinas P dan K Kabupaten Lumajang serta disimpan di
halaman rumah Pak Suroso warga Desa Senduro, Kecamatan Senduro. Berdasarkan
penelitian yang diketuai oleh Dra. Titi Surti Nastiti dari Puslit Arkenas
ukuran huruf yang ada pada prasasti Pasrujambe bervariasi antara 2,5-3,5 cm
sampai 7-9,5 cm. Sedangkan ukuran batu yang digunakan untuk prasasti batu tulis
tersebut bervariasi mulai dari panjang 22-69 cm, begitu juga untuk ukuran lebar
dari prasasti Pasrujambe bervariasi mulai dari 26-46cm. Sementara itu untuk
ukuran ketebalan juga bervariasi antara 11-21 cm (lut/soer).